SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI GUDANG ILMU PERTANIAN DAN LAINNYA

Jumat, 15 April 2011

Arti Penanganan Pasca panen Tanaman

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Penanganan pasca panen merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi . Konstribusi penanganan pasca panen terhadap peningkatan produksi dapat tercermin dari penurunan kehilangan hasil dan tercapainya mutu sesuai persyaratan mutu.
Dalam penanganan pasca panen , salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani terhadap penanganan pasca panen yang baik sehingga mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu . Untuk mengatasi masalah ini maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang didasarkan pada prinsip-prinsip Good Handling Practices (GHP) agar dapat menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu hasi.
Dalam usaha-usaha di bidang pertanian atau secara tegas dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan atau pengelolaan tanaman, penting sekali untuk diperhatikan sejak penyiapan lahan pertanamannya sampai kepada penyimpanan hasil tanamannya. Yang dimaksud dengan kegiatan penanganan atau pengelolaan tanaman di sini adalah kegiatan penanganan atau pengelolaan secara benar mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah dianjurkan.
Tujuan utama dari kegiatan penanganan atau pengelolaan tanaman yaitu agar dapat diperoleh hasil tanaman yang baik, dalam arti memenuhi harapan atau memuaskan petani penanamnya, memuaskan pemenuhan kebutuhan umum atau pasar. Berikut gabaran lingkup penanganan pasca panen hasil tanaman :
1. Penanganan atau Pengelolaan Sebelum Panen :
(1) Mempersiapkan dan pengolahan lahan
(2) Pemilihan dan penggunaan benih atau bibit bersertifikat
(3) Pemeliharaan tanaman
(4) Pengaturan pemberian air
(5) Pemupukan
2. Penanganan atau Pengelolaan Menjelang Panen
Penanganan atau pengelolaan menjelang panen yaitu perawatan khusus terhadap tanaman yang sedang tumbuh subur atau sehat, antara lain pengurangan banyaknya bunga, pemangkasan ranting, tunas dan daun-daun, peliukan ranting dan sebagainya.
3. Penanganan atau Pengelolaan Saat Panen
(1) Tidak banyak hasil terbuang
(2) Tidak banyak hasil rusak
(3) Tidak banyak buah / hasil yang masih muda yang terambil (terpetik).
4. Penanganan atau Pengelolaan Lepas Panen
Kegiatan yang diperlukan kehati-hatian setelah lepas panen, antara lain pengeringan, penyortiran, prosesing, pengepakan dan penyimpanan.
Pasca panen adalah suatu tahapan kegiatan yang dimulai sejak pengumpulan hasil pertanian sampai siap untuk dipasarkan. Baik dalam keadaan surplus maupun tidak surplus, produk agronomi khususnya produk tanaman holtikultura, masalah pasca panen selalau timbul meskipun dalam keadaan yang berbeda-beda. Masalah tersebut menjadi semakin gawat pada daerah yang memiliki iklim tropis yang lembab seperti di Indonesia.
Dari berbagai masalah pasca panen yang ada dapat dikelompokkan menjadi empat masalah utama, yaitu :
1. Rendahnya mutu hasil panen
2. Rendahnay efisiensi pananganan
3. Tingginya susut, kehilangan dan kerusakan hasil
4. Rendahnya kadar penanganan limbah hasil.
Secara sederhana industri pangan mencakup kegiatan produksi bahan mentah, kegiatan pengolahan dan distribusi hasil pertanian. Kegiatan di bidang produksi bahan mentah adalah kegiatan yang berhubungan dengan teknologi pertanian, meliputi pembibitan dan penanaman, pemeliharaan, pemanenan atau pemotongan, penyimpanan, penanganan atau penegpakan dan distribusi bahan mentah untuk proses pembuatan suatu bahan dari bahan mentah atau bahan asal serta kegiatan-kegiatan penanganan dan pengawetan bahan tersebut. Kegiatan pengolahan ini merupakan inti dari kegiatan-kegiatan di bidang teknologi pangan. Kegiatan produksi meliputi penyimpanan, pengangkutan dan penjualan atau pemasaran.
1.2. Arti Penting Pengelolaan Lepas Panen
Pengelolaan lepas panen perlu mendapat perhatian yang seksama, karena salah satu merosotnya mutu hasil pada pemasaran disebabkan kurang diperhatikannya penanganan lepas panen. Tentang hal ini dapat diberikan beberapa gambaan sebagai berikut :
1. Terjadinya Peristiwa-peristiwa Fisiologis
Dalam praktek yang umum dan berlangsung relatif di berbagai daerah di tanah air kita, pemungutan hasil tanaman jarang sekali dilakukan pada saat dan keadaan hasil tersebut telah masak optimum. Biasanya dilakukan sebelumnya yaitu dalam keadaan 75-80 persen masak, sehingga dalam keadaan demikianhasil yang telah dipungut akan mengalami peristiwa-peristiwa fisiologis, antara lain dapat menimbulkan kerusakan fisiologis (physiological disordes after harvesting) atau terjadinya penyimpangan-peanyimpangan, antara lain buah menjadi keriput, buah tampaknya masak benar tetapi setelah diperam beberapa hari rasanya kurang manis atau bagian dalamnya ada yang membusuk atau masih keras menunjukkan keadaan yang masih mentah, buah atau hasil setelah dikeringkanmengalami pecah-pecah atau hancur, dan sebagainya.
Kerusakan atau penyimpangan demikian berarti kehilangan hasil, karena tidak dapat diterima secara normal di pasaran (terutama untuk ekspor). Untuk mengatasi hal tersebut sangat diperlukan pengetahuan tentang fisiologi lepas panen dalam menentukan derajat kemasakan siap panen.
1. Berkembangnya Penyakit yang Dapat Menimbulkan Kerusakan atau perubahan Sifat Hasil Tanaman
Ada beberapa jamur tertentu antara lain Aspergilus sp dan Fusarium sp serta beberapa mikroba golongan Khamir yang dapat menimbulkan kerusakan atau perubahan sifat hasil tanaman lepas panen, terutama dalam penyimpanan. Pengelolaan di sini terutama dalam pengeringan harus benar-benar kering dan penyimpanannya harus pada wadah yang kering serta ditempatkan pada ruangan yang tidak lembab, sedikit jauh dari kontak dengan lantai dan dinding ruangannya.
1. Berkembangnya Hama Gudang
Hama gudang dapat menyerang setiap waktu, ada yang kelihatan dan ada yang paling merugikan yaitu yang tidak tampak, karena menyerang atau merusak bagian dalam hasil tanaman lepas panen. Kerusakan yang dikarenakan hama gudang termasuk pencemarannya oleh telur, kepompong dan kotoran yang dapat menurunkan kualitas hasil tanaman.
1. Kehilangan dan Berbagai Kerusakan Fisik Berkaitan Dengan kegiatan Pengambilan dan Pengangkutan Hasil
Beberapa contoh yang berhubungan dengan hal tersebut antara lain :
1. Pemetikan daun tembakau, daun teh yang tidak memperhatikan ketentuan atau pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan, demikian pula dalam pengeringannya tidak memperhatikan suhu yang diperlukan, maka mutu hasil tanaman ini tidak akan memenuhi standar perdagangan / ekspor negara konsumen, walaupun pengepakannya memenuhi persyaratan.
2. Pemetikan atau pengambilan hasil tanaman yang serampangan akan mengakibatkan hasil tanaman / buah yang belum masanya harus dipetik / diambil menjadi terambil.
Meskipun nampaknya sederhana, penanganan pasca panen merupakan suatu sistem yang komplek, karana bukan saja melibatkan faktor teknis, tetapi juga faktor sosial–ekonomi.
Untuk mendapatkan mutu hasil hortikultura khususnya buah-buahan dan sayur- sayuran yang baik dalam pemasaran ,maka kegiatan perlakuan segar seperti penentuan derajat pemasakan untuk dipetik, granding dan sortasi, pengepakan, pengangkutan dan penyimpanan harus dilaksanakan secara cermat dan hati-hati. Perlakuan yang kasar akan meningkatkan jumlah kerusakan, yang berarti akan memperpendek daya simpannya.
Buah-buahan harus dipungut pada derajat kemasakan cukup tua, tidak perlu masak atau matang di pohon akan tetapi ada pula beberapa jenis buah yang menghendaki dipungut betul-betul matang di pohon.
Penentuan tingkat ketuaan untuk di panen nampaknya belum mendapatkan perhatiansecara penuh, walaupun para petani dan para pedagang buah dan sayur mengetahui betul kapan sebaiknya buah dan sayur harus dipetik untuk kemudian di pasarkan. Hal ini antara lain juga disebabkan keadaan sosial ekonomi – dan tidak terjaminnya keamanan setempat.
Penentuan saat panen pada buah-buahan dan sayur-sayuran memegang peranan penting di dalam menentukan mutu, baik untuk keperluan pengolahan maupun untuk keperluan hidangan segar. Kegiatan penanganan pasca panen lainnya seperti penyortiran, pengepakan, pengangkutan, penyimpanan, termasuk peranan penting di dalam penentuan mutu akhir.
Bahan mentah hasil panen selama penyimpanan akan mengalami perubahan akibat pengaruh fisiologik, mekanik, fisik, kimiawi, parasitik atau mikrobiologik. Di Indonesia misalnya, sayur-sayuran dan buah-buahan banyak mengalami kerusakan sebelum sempat dikonsumsi. Jumlah kerusakan kira-kira meliputi 35 – 40 % sedangkan sisanya 60 % sebagian besar dijual dalam bentuk sayur-sayuran dan buah-buahan segar atau diolah menjadi acar, manisan, juice, selai, saus, sambal dan lain-lain.
Kesadaran Melakukan Pasca Panen
Untuk mewujudkan hasil tanaman yang dikehendaki para konsumen (individu atau industri, pasar domestik atau pasar negeri), maka penanganan atau pengelolaannya memerlukan teknik dan pengetahuan yang selalu harus mengikuti perkembangan pasar, dimana standar atau patokan yang dikehendaki oleh para konsumen telah tertentu.
Teknik dan pengetahuan penanganan atau pengelolaan hasil tanaman lepas panen sampai sekarang dapat dikatakan belum atau kurang diperhatikan oleh para petani pada umumnya, mereka kurang menyadari bahwa kalau hal tersebut diperhatikan dan diterapkan dengan baik setiap lepas panen, maka pendapatan atau keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Mengenai belum atau kurang diperhatikan atau kurangnya kesadaran melakukan penanganan atau pengelolaan lepas panen adalah karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Kebutuhan yang mendesak
2. Teknik dan pengetahuan tradisional yang belum dikembangkan
3. Kurangnya pengatahuan tentang penanganan atau pengelolaan lepas panen
4. Keengganan para petani untuk melakukan penanganan lepas panen karena kesulitan biaya dan tenaga tambahan.( dari berbagai Sumber )