SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI GUDANG ILMU PERTANIAN DAN LAINNYA

Selasa, 21 Desember 2010

PENGOLAHAN BENIH

Pada bagian pengolahan benih, terbagi atas beberapa bagian-bagian dimana masing-masing bagian tersebut memiliki peranan yang sama penting dalam menentukan kualitas suatu benih.

A. Pengolahan Benih
1. Pemungutan/Pengumpulan Benih
Kegiatan pemungutan benih tidak kalah pentingnya dengan pemilihan sumber benih, karena bila pemungutan benih dilakukan dengan tidak benar maka akan diperoleh benih dengan mutu yang jelek. Semua usaha yang dilakukan untuk mencari sumber benih yang baik akan percuma bila pengumpulan benih tidak dilakukan dengan cara yang benar. Untuk itu perlu juga adanya suatu regu khusus untuk pengambilan benih karena pekerja kontrak biasanya kurang memperhatikan mutu benih mereka hanya melihat jumlahnya saja. Berikut ini diterangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam kegiatan pengumpulan benih.

Pengumpulan Benih
Menentukan waktu pengumpulan benih.

Setiap jenis tanaman memiliki masa panen /berbuah tertentu untuk itu mengetahui masa berbunga atau berbuah perlu dilakukan sehingga waktu panen yang tepat dapat ditentukan dengan tepat pula. Tanda-tanda biji /buah masak perlu diketahui sehingga buah yang dipetik/panen cukup masak (masak fisiologis).
Cara pengumpulan benih

Benih yang dikumpulkan dipermukaan tanah : Benih yang dikumpulkan dipermukaan tanah seringkali mutunya tidak sebaik yang dikumpulkan langsung dari pohon ( tanaman Buah), benih akan hilang daya kecambahnya jika terkena sinar matahari (benih yang rekalsitran), benih akan terserang hama/penyakit dan benih yang berkecambah.
Benih yang dikumpulkan langsung dari pohon : Pengambilan dengan cara ini yaitu, benih yang sudah masak dipetik langsung dengan bantuan galah/tangga, cabang yang jauh dapat ditarik dengan tali/kait kayu. Pengambilan juga dapat dilakukan dengan cara diguncang. Pengambilan dengan cara ini dapat menggunakan terpal/ plastik untuk menampung benih yang jatuh. Mutu benih yang dikumpulkan dengan cara ini sangat baik, karena dapat memilih buah yang betul-betul matang. Setelah benih dikumpulkan dimasukkan kedalam wadah untuk dibawah ketempat pengolahan.

Pemberian label identitas
Setiap wadah berisi buah / polong harus diberi label agar identitas benih tetap diketahui.

Penyimpanan sementara

Bila tidak mungkin untuk untuk langsung mengekstrasi biji, simpanlah wadah yang berisi buah/polong ditempat yang kering dan dingin dengan ventilasi udara yang baik. Jangan meletakkan wadah langsung dilantai, tetapi beri alas kayu sehingga memungkinkan peredaran udara dibawah wadahya, dengan demikian bagian bawahnya tidak lembab.

2. Penanganan Benih Setelah Dikumpulkan

Penanganan benih harus dilakukan dengan baik, agar mutu benih dapat dipertahankan. Kegiatan penanganan benih meliputi : Sortasi buah/polong, ekstrasi benih, pembersihan benih, sortasi benih, pengeringan benih. Sortasi buah/ polong : Sortasi buah/ polong merupakan kegiatan pemisahan buah/polong yang susah masak dari yang belum/kurang masak, kemudian dimasukkan kedalam wadah yang terpisah.

Ekstrasi benih Buah :

Ekstrasi benih adalah proses pengeluaran benih dari buahnya/polongnya. Cara ekstrasi berbeda-beda tergantung dari jenis pohon, dapat dilakukan dengan bantuan alat dan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan benih.
Benih dari buah berdaging : Buah yang berdaging dibuang pericarp buahnya dengan cara merendam buah tersebut dalam air, sehingga daging buahnya mengembang sedang bijinya mengendap.

Benih dari buah kering : Benih dijemur dipanas matahari, contohnya : polong-polongan dari Leguminoceae, kerucut dari Coniferae, capsule dari Eucaliptus, dsb. Sehingga terbuka.
Pembersihan dan sortasi benih : Benih yang sudah diekstrasi masih mengandung kotoran berupa sekam, sisa polong, ranting, sisa sayap, daging buah, tanah dan benih yang rusak, harus dibuang untuk meningkatkan mutunya. Ada dua cara sederhana untuk membersihkan benih yaitu:
Cara sederhana : manual dengan tampi/nyiru atau menggunakan saringan.
Cara mekanis : menggunakan alat peniup benih (seed blower) setelah pembersihan jika dirasa perlu dilakukan sortasi benih untuk memilih benih sesuai dengan ukuran.
Sortasi Benih
Sortasi berdasarkan ukuran besarnya benih (Size Grading) dan sortasi berdasarkan bobot (density grading).
Pengeringan benih
Setelah panen, aerasi dan/atau pengeringan perlu segera dilakukan. Aerasi dapat mengurangi akumulasi suhu di sekitar benih baik panas dari lapang atau dari hasil respirasi. Aerasi juga dapat menurunkan kadar air benih. Kadar air yang tinggi dalam benih merangsang respirasi dan menstimulasi pertumbuhan mikroorganisme (terutama cendawan) yang mendorong kerusakan benih. Selang waktu antara panen dan pengeringan sangat berpengaruh terhadap mutu benih terutama daya simpannya. Sebelum benih dikeringkan biasanya petani membiarkannya dahulu beberapa waktu yang dikenal dengan istilah penyimpanan sementara (bulk storage), apalagi kalau pengeringan hanya mengandalkan sinar matahari. Semakin tinggi kadar air benih saat panen, semakin singkat selang waktu penyimpanan sementara yang dapat ditoleransikan. Demikian pula, semakin tinggi suhu ruang simpan sementara, semakin singkat selang waktu yang dapat ditoleransikan (Delouche, 1990).
Pengaturan suhu udara dalam alat pengering benih perlu diperhatikan. Benih jagung yang berkadar air awal sekitar 18% yang dikeringkan pada alat pengering tipe flat (flat bed driyer dari Balitsereal) pada suhu rata-rata 45oC dan 50oC secara kontinue ataupun tempering 1 jam pada bagian kanan dan kiri bak pengering masih menunjukkan daya berkecambah yang tinggi (95,3 –99,3%) pada periode simpan 8 bulan (Tabel 2). Namun demikian, jumlah biji pecah pada suhu pengeringan 50 oC, baik yang letak pengeringan di bagian kanan, kiri ataupun di bagian belakang alat pengering mencapai kisaran 5,3 sampai 14,27%. Dilain pihak kisaran biji retak pada suhu pengeringan 45 oC hanya 4,23 sampai 11,36%. Pengeringan pada suhu 50 oC bisa digunakan apabila dilakukan tempering setiap satu atau dua jam karena dengan cara tersebut tingkat biji pecah dapat ditekan hingga mencapai 4,3 sampai 11,2% tergantung letak tongkol dalam alat pengering tersebut.

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan Pengeringan terhadap Persentase Daya Berkecambah (%), Daya Hantar Listrik (mhos/g/cm2) dan Kadar Air Benih SesudahDikeringkan (%)

Perlakuan Pengeringan Daya Berkecambah (%) DHL
(O bln) Kadar air (%) (0 bln)
(0 bln) (8 bln)
Suhu 45oC
 Kontinyu, kanan 100,0c 99,3d 13,3de 9,2
 Kontinyu, kiri 97,3bc 99,3d 12,3a 6,3
 Kontinyu, belakang 100,0c 76,7c 26,0be 6,4
Suhu 50oC
 Kontinyu, kanan 99,33c 98,67d 20,19ab 8,15
 Kontinyu, kiri 99,33c 98,00d 13,01a 7,22
 Kontinyu, belakang 87,33b 54,00ab 24,49bc 6,23
 Tempering 1 jam, kanan 98,7c 98,0d 15,2a 9,8
 Tempering 1 jam, kiri 100,0c 95,3d 14,7a 10,8
 Tempering 1 jam, belakang 90,7bc 50,7ab 24,0bc 9,6
• Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata dengan Uji Duncan pada taraf 5%
• Tempering : Pemutusan waktu pengeringan untuk aerasi
Sumber: Arief et al. (2001)

Dalam pengeringan benih , tingkat suhu perlu disesuaikan dengan tingkat kadar air benih yang sedang dikeringkan. Apabila kadar air benih diatas 18%, maka suhu maksimum adalah 32oC. Setelah kadar air turun menjadi 10 – 18%, suhu baru dapat dinaikkan hingga 38 oC. Apabila kadar air sudah dibawah 10%, maka suhu pengeringan dapat dinaikkan hingga 43 oC. Dengan demikian, pengatur suhu alat pengering harus berfungsi dengan baik. apabila benih dengan kadar air yang masih tinggi langsung dikeringkan dengan suhu sekitar 40 oC, enzim akan terkoagulasi (menggumpal), menghilangkan viabilitas benih. Pengeringan benih yang disertai dengan aerasi, lebih baik daripada yang tanpa aerasi (Delouche, 1973).

3. Penyimpanan Benih
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Daya Simpan Benih
Ada tiga hal penting yang perlu diketahui sehubungan dengan kualitas benih yaitu : (1) Cara menghasilkan benih berkualitas; (2) Cara mempertahankan kualitas benih yang telah dihasilkan dan mendistribusikan; dan (3) Cara mendeteksi atau mengukur kualitas benih.
Ada tiga kriteria mutu benih yang perlu diketahui yaitu : (a) kualitas genetik, yaitu kualitas benih yang ditentukan berdasarkan identitas genetik yang telah ditetapkan oleh pemulia yang menghasilkan suatu varietas tersebut serta tingkat kemurnian dari suatu varietas yang dihasilkan. Identitas benih yang dimaksud tidak hanya ditentukan berdasarkan penampilan benih, tetapi juga ditentukan oleh fenotipe tanaman; (b) Kualitas fisiologi, yaitu kualitas benih yang ditentukan oleh daya berkecambah/daya tumbuh dan ketahanan simpan benih; (c) Kualitas fisik, ditentukan oleh tingkat kebersihan, keseragaman biji baik dari segi ukuran ataupun bobot, adanya kontaminasi dari benih tanaman lain atau biji gulma serta tingkat kadar air. Ketiga kriteria tersebut akan menentukan kualitas benih, yang dapat dicapai mulai dari saat calon benih diproduksi (proses pra-panen), proses panen dan pasca panen sampai pada cara mempertahankan kualitas yang telah dihasilkan dan didistribusikan melalui cara pengelolaan pasca panen yang tepat.
Sebelum teknologi benih berkembang, pada umumnya perhatian terhadap kualitas benih difokuskan pada cara mempertahankan dan menentukan/mengukur kualitas benih. Mempertahankan kualitas dan mengukur kualitas benih adalah sangat penting, tetapi perlu disadari bahwa kualitas benih ditentukan mulai dari proses pra panen. Panen dan pasca panen selanjutnya hanya merupakan upaya untuk mempertahankan kualitas benih yang telah dicapai. Perbedaan suatu lot-lot benih (sebelum benih disimpan) dapat terjadi karena adanya perbedaan kondisi lingkungan pertumbuhannya (tingkat kesuburan tanah, iklim dan cara budidaya yang diterapkan), saat panen yang tepat, cara panen yang tepat, cara pengeringan, pemipilan, pembersihan, sortasi (grading), cara pengemasan dan cara distribusinya.

Tujuan penyimpanan :

• Menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi)
• Melindungi biji dari serangan hama dan jamur
• Mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi kebutuhan.

Ada dua faktor yang penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban udara. Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu benih dapat terjaga. Untuk itu perlu ruang khusus untuk penyimpanan benih.

Untuk benih ortodoks

Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10% atau dibawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan wadah seperti : karung kain, toples kaca/ plastik, plastik, laleng, dll. Setelah itu benih dapat di simpan pada suhu kamar atau pada temperature rendah “cold storage” umumnya pada suhu 2-5oC.


Untuk benih rekalsitran

Benih rekalsitran mempunyai kadar air tinggi, untuk itu dalam penyimpanan kadar air benih perlu dipertahankan selama penyimpanan. Penyimpanan dapat menggunakan serbuk gergaji atau serbuk arang. Caranya yaitu dengan memasukkan benih kedalam serbuk gergaji atau arang.






Berikut adalah tabel mengenai tahap-tahap peyimpanan benih :

No Tahap-tahap
Penyimpanan benih Mengapa diperlukan Metode dan teknik
1 Menanam tanaman yang sehat Untuk kesehatan & lingkungan Memilih tanaman & benih organik
2 Pilih benih yang terbaik Untuk mendapatkan tanaman yang terbaik Memilih benih yang utuh bukan yang rusak
3 Gunakan waktu & metode yang sesuai untuk mengumpulkan
benih dari tanaman Untuk mendapatkan benih yang lebih baik Memilih tanaman yang terbaik, tanpa serangga, sehat dan siap untuk dipanen
4 Membersihkan benih dengan benar Untuk mencegah jamur Merendam selama sekurangnya
1 hari 1 malam, lalu bersihkan
5 Keringkan benih
dengan benar Untuk mengurangi kadar air agar
benih bisa bertahan lama Tutup benih dengan kain dan jemur, atau gunakan pengering benih
6 Simpan benih dengan benar Untuk menjaga kualitas dan agar
bertahan lama Simpan di tempat yang sejuk
dan kering

B. Grading

Benih adalah awal dari kehidupan tanaman. Masing-masing benih harus menjalani proses tertentu seperti pengeringan, pembersihan, dan grading. Grading benih adalah tindakan untuk memeriksa kualitas benih yang akan berperan sebagai keturunan berikutnya. Grading merupakan penggolongan benih berdasarkan dari ukuran atau warna. Penggolongan tersebut dilaksanakan berdasarkan pada sifat-sifat morfologi benih atau fisiologi benih seperti dimensi benih atau berat jenis benih. Grading benih dapat mencegah penggunaan benih yang tidak baik. Hal ini dapat membantu mengurangi biaya pemupukan, budidaya, dan pengendalian gulma. Grading (pemilahan benih) dilakukan untuk mendapatkan benih yang seragam dalam ukuran, bentuk dan bobotnya (Anonim, 2010).
Terdapat beberapa cara grading benih:
1. Secara manual, dengan menggunakan tangan dan ketelitian kita ketika memisahkan benih menjadi beberapa kelompok (ukuran).
2. Secara mekanik, dengan menggunakan alat yang memiliki beberapa saringan bertingkat dengan diameter lubang yang berbeda setiap tingkat. Tingkat atas selalu lebih besar diameternya dibandingkan dengan tingkat yang berada dibawahnya.
3. Pemisahan benih berdasarkan warna melalui komputer dengan cara Pre-Vac dan IDS yang populer khususnya untuk jenis tanaman berdaun jarum. Dengan demikian akan didapatkan benih yang berkualitas baik dengan ukuran seragam.
4. Memisahkan benih yang rusak karena mesin dari benih yang tidak rusak dengan memanfaatkan perbedaan tingkat penyerapan (uptake) air.
5. Pemisahan melalui inkubasi pengeringan (Incubation – Drying – Separation), yaitu memisahkan benih yang mati dengan memanfaatkan perbedaan tingkat pengeringan benih
Berdasarkan dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya ;
1. Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor fisik
2. Processing / pengolahan benih terbagi atas beberapa bagian, yaitu pembersihan benih, grading dan perlakuan benih
3. Pembersihan terdiri dari pemungutan/pengumpulan benih, penanganan benih setelah dikumpulkan, dan penyimpanan benih
4. Grading benih adalah tindakan untuk memeriksa kualitas benih yang akan berperan sebagai keturunan berikutnya
5. Perlakuan benih terdiri dari perlakuan benih padi sebelum penanaman, perlakuan benih setelah pasca panen dan perlakuan benih untuk tujuan memecahkan dormansi
6. Menyortir benih yang masih memiliki daya tumbuh tinggi dengan menggunakan larutan garam
7. Masalah utama yang dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh/kecambah benih yang dormansi adalah bagaimana cara mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat